SLEMAN, AMC.id -– Gelaran Mandiri Jogja Marathon ( MJM ) yang melintasi kawasan sekitar Candi Prambanan menuai penolakan dari warga yang bermukim di sebelah utara candi.
Penutupan jalan dan kebisingan menjadi keluhan utama warga yang merasa aktivitas harian mereka terganggu setiap kali event ini digelar.
Penolakan disampaikan secara terbuka oleh sejumlah warga kampung yang mayoritas bekerja serabutan di wilayah Yogyakarta.
Mereka mengaku kesulitan saat hendak berangkat kerja karena ruas-ruas jalan utama ditutup sejak dini hari hingga siang.
Tak hanya itu, para pedagang kecil yang biasa menuju pasar harus memutar jauh mencari jalan alternatif.
“Kalau pagi-pagi kami mau jualan ke pasar, harus lewat jalan yang lebih jauh. Yang ke masjid juga susah, harus lewat gang kecil. Ini bukan sekali dua kali,” keluh seorang warga, Purwita, Selasa (17/06/2025).
Selain soal akses, warga juga mengeluhkan polusi suara yang muncul dari suara peserta, panitia, hingga pengeras suara yang digunakan selama event berlangsung.
Menurut mereka, tidak ada upaya mitigasi kebisingan maupun kompensasi dari pihak penyelenggara.
“Kami bukan anti acara besar. Tapi kenapa harus mengorbankan kami yang tinggal di sini? Selama ini kami belum pernah dapat kompensasi apapun. Panitianya juga entah di mana, kami tidak tahu alamatnya,” ungkapnya.
Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh konfirmasi dari pihak panitia Mandiri Jogja Marathon maupun dari pengelola Taman Candi Prambanan, yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC).
Belum jelas pula apakah panitia telah mengantongi izin resmi dari Dinas Perhubungan untuk menutup akses jalan di kawasan pemukiman tersebut.
Warga berharap pihak terkait dapat membuka ruang dialog dan memberikan solusi yang adil.
Mereka meminta agar penyelenggara lebih memperhatikan dampak sosial dari event besar yang melibatkan ruang hidup warga.
“Kalau bisa, panitia datang ke kampung sini. Dengarkan kami, jangan cuma lihat Candi Prambanan sebagai latar indah untuk event,” pungkas Purwita, salah seorang tokoh masyarakat setempat.
LO
Red