SUMEDANG, AMC.id — Dalam rangka melestarikan budaya lokal pribumi, SMKN 1 Buahdua, Kabupaten Sumedang menggelar Pestival Kuda Renggong antar kelas. Kegiatan sebagai aplikasi dari P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) ini berlangsung pada Jum,at (20/06/2025).
Menurut pantauan awak media, para peserta didik yang turut andil dalam pestival tersebut tampak antusias memperagakan setiap gerak kesenian kuda renggong. Begitu luwes dan seolah telah terlatih. Ini menandakan, para siswa di SMKN 1 Buahdua sangat faham dan bangga dengan budaya lokalnya sendiri.
Sementara, Abah Tahya, salah seorang tenaga pendidik SMKN 1 Buahdua, mengatakan, P5 merupakan turunan dari Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum ini menekankan pentingnya pendidikan yang fleksibel dan relevan dengan konteks lokal, serta mendukung pengembangan karakter dan keterampilan abad 21.

“Program P5 memungkinkan siswa mengerjakan proyek tentang tema-tema lokal dan relevansi kebudayaan setempat. Tujuan utamanya agar pelajar memahami pentingnya budaya mereka sendiri, serta bagaimana nilai-nilai tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Abah Tahya.
Disinggung soal peran guru, Abah Tahya mengatakan, dalam implementasinya peran guru sangat penting dalam memberikan arahan serta mendampingi siswa agar dapat menggali dan mempresentasikan budaya lokal dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.
“Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga fasilitator yang memfasilitasi kolaborasi antar siswa, masyarakat, dan budaya lokal,” tukas Abah.
“Selain melestarikan budaya lokal, program P5 juga berdampak positif pada pembentukan karakter bangsa yang lebih kuat. Dengan mengintegrasikan aspek budaya lokal dalam pendidikan, Kurikulum Merdeka berusaha untuk membangun pemahaman lebih mendalam tentang keberagaman Indonesia. Siswa diharapkan tidak hanya menjadi pribadi yang kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki empati dan rasa hormat terhadap keberagaman budaya yang ada di sekitarnya,” imbuhnya.

Terakhir, Abah Tahya menjelaskan, P5 Kurikulum Merdeka memberikan gambaran tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk menjaga dan menghidupkan budaya lokal di tengah arus globalisasi.
“Dengan pendekatan lebih kontekstual dan berbasis pada proyek, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata, sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian budaya yang tak ternilai harganya,” pungkas Abah.
Sementara Wakasek kesiswaan Iwan S.Pd, merasa bangga para siswanya sangat antusias mengikuti gelar kegiatan tersebut.
( Edy ms )
Red