JAKARTA, AMC.id — Penyelenggara National Cybersecurity Connect (NCC) 2025 PT. Naganaya Indonesia (Nagayana) merasa optimis stakeholder di sektor digital mampu menghadapi tantangan ancaman siber.
Hal tersebut diungkapkan Business Development & Commercial Consultant NCC Rahmat Anwar di sela-sela Acara Diskusi CyberSecure 2025 yang digelar Asosiasi Digitalisasi & Keamanan Siber Indonesia (ADIGSI).
“Saya sangat optimis stakeholder di sektor digital, mampu menyelesaikan berbagai persoalan terkait ancaman siber di Indonesia. Kita masih banyak sumber daya manusia yang berpotensi dan ahli, jadi tak usah khawatir,” ujar Rahmat Anwar saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jum’at kemarin (14/2/2025).
Ia menambahkan, rasa optimis tersebut juga dibuktikan sangat tingginya permintaan ratusan perusahaan di bidang Cybersecurity dari dalam maupun luar negeri.
“Event ini merupakan ajang tahunan yang diprakarsai Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama dengan Naganaya Indonesia serta APTIKNAS,” ujar Rahmat Anwar.
Sementara itu, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia di proyeksi akan mencapai nilai USD 360 miliar pada tahun 2030, dengan kontribusi sebesar 20-30% terhadap PDB nasional.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai, angka tersebut mencerminkan peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencapai target pertumbuhan hingga 8%.
Namun, di balik peluang besar ini, tantangan serius turut muncul, terutama dari ancaman keamanan siber yang kian canggih.
Meningkatnya serangan siber sepanjang tahun 2024, seperti infeksi malware, phishing, dan pelanggaran data, telah menimbulkan kerugian finansial yang signifikan.
Penggunaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) oleh para pelaku kejahatan siber semakin memperumit situasi, meningkatkan kerentanan baik bagi individu maupun organisasi.
Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sangat bergantung pada terciptanya ekosistem digital yang aman dan terpercaya.

Business Development & Commercial Consultant Rahmat Anwar saat memberikan paparan di Acara Diskusi CyberSecure 2025 yang digelar Asosiasi Digitalisasi & Keamanan Siber Indonesia (ADIGSI). (Foto: Istimewa)
Pilar utamanya adalah kepercayaan (trust), mencakup perlindungan data, keamanan transaksi digital, serta ekosistem online yang tangguh.
Dalam upaya mewujudkan langkah ini, kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta menjadi krusial.
Sebagai langkah konkret, Asosiasi Digitalisasi & Keamanan Siber Indonesia (ADIGSI), bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta mitra internasional seperti Kaspersky, menggelar forum strategis bertema:”CyberSecure 2025″.
Forum ini mempertemukan pemerintah, pelaku industri, dan lembaga internasional untuk merumuskan solusi inovatif menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas, menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor.
“Kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan siber Indonesia. Regulator dan pelaku industri harus saling memahami prioritas guna menciptakan respons yang efektif,” ujar Slamet Aji Pamungkas.
Ketua ADIGSI, Firlie Ganinduto, menambahkan bahwa penguatan ketahanan siber harus selaras dengan strategi nasional ekonomi digital.
“Kolaborasi yang terstruktur dan didukung eksekusi yang solid menjadi kunci untuk menjadikan ekonomi digital Indonesia sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Forum hari ini adalah langkah awal untuk mewujudkan visi tersebut,” tambah Firlie Ganinduto.
Sementara itu, Direktur Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Kaspersky, Genie Sugene Gan, memaparkan tren global keamanan siber, seperti tantangan dari AI, pergeseran ke everything-as-a-service (XaaS), dan globalisasi rantai pasokan.
Ia menekankan pentingnya menyatukan semua pemangku kepentingan untuk menghadapi ancaman ini.
Genie Sugene Gan menambahkan, forum ini diharapkan menghasilkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan keamanan siber sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dan organisasi akan pentingnya ketahanan siber.
“Dengan pendekatan kolektif, Indonesia dapat membangun ekosistem digital yang aman, mendorong inovasi, dan memastikan pertumbuhan ekonomi digital tetap berkelanjutan,” pungkasnya.
RGA
Red