Tangerang, AMC.id — Para seller yang telah lama bergantung pada layanan Ninja Xpress merasa khawatir akan terganggunya pengiriman barang mereka. Kekhawatiran ini diperkuat dengan adanya laporan bahwa beberapa seller sudah mengalami kendala karena paket mereka tidak di-pickup oleh kurir.
Setelah ditelusuri, ancaman mogok kerja ini ternyata berasal dari sejumlah masalah internal yang dirasakan memberatkan para rider pickup. Berdasarkan keterangan dengan salah satu rider yang akan ikut dalam aksi mogok, terdapat beberapa poin utama yang menjadi penyebab ketidakpuasan mereka:
Skema Harga Penjemputan Paket yang Merugikan Paket membuat
Rider merasa keberatan dengan sistem penjemputan paket yang diterapkan. Semakin banyak paket yang diambil, justru semakin kecil pendapatan yang diterima. Hal ini dianggap merugikan para rider yang telah bekerja keras memenuhi kebutuhan operasional harian mereka.
Target Waypoint yang Tidak Masuk
Para rider mengeluhkan target waypoint yang terus meningkat hingga dianggap mencekik. Tekanan untuk mencapai target ini membuat mereka harus bekerja lebih keras, bahkan hingga mengorbankan waktu istirahat dan Keselamatan.
Minimnya Atribut Keselamatan Kerja
Salah satu isu utama lainnya adalah kurangnya perhatian terhadap keselamatan kerja. Para rider mengaku tidak mendapatkan atribut keselamatan yang memadai, seperti helm standar, rompi pelindung, atau alat-alat lain yang dapat menunjang keamanan mereka selama bekerja.
Kebijakan Sepihak Tanpa Sosialisasi
Rider juga merasa tidak dihargai karena kebijakan perusahaan sering kali diputuskan secara sepihak tanpa melibatkan mereka. Tidak adanya komunikasi atau sosialisasi membuat
Kebijakan yang diterapkan sering kali dirasa tidak manusiawi dan sangat merugikan.para pekerja dan rider
Dampak terhadap Seller Marketplace. Isu ini tentu memberikan dampak besar bagi seller marketplace yang menjadi pengguna setia layanan Ninja Xpress.
Ketidakstabilan operasional yang disebabkan oleh mogok kerja akan berdampak pada keterlambatan pengiriman, menurunkan kepercayaan pembeli, dan pada akhirnya merugikan seller itu sendiri.
Perlu ada indakan cepat dari Pihak Perusahaan tersebut
Melihat situasi ini, perusahaan Ninja Xpress diharapkan segera mengambil
Langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan dengan para rider. Dialog terbuka dan transparan antara pihak manajemen dan rider sangat diperlukan untuk mencari solusi terbaik. Selain itu, perbaikan sistem kerja yang lebih adil dan manusiawi dapat menjadi langkah awal untuk memulihkan kepercayaan para rider sekaligus memastikan kelangsungan layanan bagi seller.
Jika tidak segera ditangani, isu ini berpotensi menciptakan efek domino yang merugikan banyak pihak, mulai dari rider, perusahaan, hingga para seller marketplace.
Budi Tris
Red