SUMEDANG, AMC.id — Di sebuah ruangan penuh harap dan semangat di Sumedang, sejarah kecil namun bermakna tercipta. Hj. Yuslita Sumartini Bilqis, atau yang akrab disapa Bunda Bilqis, secara aklamasi terpilih menjadi Ketua DPD Pengajian Al-Hidayah Kabupaten Sumedang.
Bukan sekadar pengukuhan jabatan, tapi penanda awal sebuah gerakan yang lebih luas—gerakan perempuan dari akar rumput yang siap membawa perubahan nyata.
Dibalut balutan kerudung lembut dan senyum yang teduh, Bunda Bilqis berdiri di hadapan para pengurus kecamatan, desa, hingga anggota Fraksi Golkar yang turut hadir dalam rapat konsolidasi 31 Juli 2025.
Ia bukan hanya menerima amanah, tetapi juga memancarkan semangat baru: menjadikan Al-Hidayah sebagai ruang hidup perempuan—bukan hanya tempat berkumpul dan mengaji, tapi juga tempat bertumbuh, memberdaya, dan menguatkan peran keluarga dalam masyarakat.
“Kami ingin Al-Hidayah tidak hanya dikenal sebagai pengajian rutin, tapi sebagai pusat pemberdayaan perempuan. Kami ingin menjangkau hingga ke pelosok desa, menghadirkan program yang menyentuh langsung kebutuhan ibu-ibu, keluarga, bahkan generasi muda,” ucap Bunda Bilqis dengan suara tenang namun tegas.
Dari Partai ke Pelosok: Sinergi yang Mengakar
Yang membuat peristiwa ini istimewa bukan hanya sosok Bunda Bilqis, tapi juga dukungan luar biasa yang mengiringinya.
Fraksi Golkar, sebagai partai yang menaungi organisasi sayap perempuan ini, menyatakan komitmennya untuk mengawal langkah-langkah strategis Al-Hidayah.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumedang, Asep Kurnia—atau yang dikenal dengan sapaan “Akur”—tak sekadar hadir. Ia membawa pesan kuat: bahwa organisasi perempuan seperti Al-Hidayah adalah garda terdepan dalam menjaga ketahanan sosial dan membangun peradaban keluarga.

“Kami sudah menginstruksikan seluruh anggota Fraksi Golkar untuk mendampingi dan memfasilitasi kegiatan Al-Hidayah di dapil masing-masing. Ini bukan hanya soal politik, tapi soal tanggung jawab moral kepada masyarakat,” tegasnya.
Bagi Akur, perempuan bukan sekadar objek pembangunan, tetapi subjek yang memiliki peran vital dalam menentukan arah dan masa depan daerah.
Membangun dari Dalam: Perempuan sebagai Fondasi Bangsa Al-Hidayah memiliki cita-cita besar: membentuk perempuan Indonesia yang bertakwa, berakhlakul karimah, cerdas, mandiri, dan sejahtera semua berakar pada penguatan keluarga sebagai pilar utama bangsa.
Visi ini selaras dengan arah gerak Bunda Bilqis, yang percaya bahwa perubahan sosial dimulai dari dapur rumah tangga, dari pelukan seorang ibu, dan dari semangat seorang perempuan yang diberdayakan.
Kehadiran Al-Hidayah ke depan diharapkan bukan sekadar rutinitas keagamaan, tetapi menjadi jembatan bagi banyak perempuan untuk mengakses pelatihan, keterampilan, pendidikan keluarga, dan pembinaan karakter.
“Kami ingin hadir sebagai sahabat bagi perempuan, di manapun mereka berada. Baik di kota, maupun di pelosok. Karena semua perempuan berhak mendapatkan ruang untuk tumbuh dan diberdayakan,” ungkap Bunda Bilqis.
Awal dari Perjalanan Panjang
Pemilihan ini mungkin hanya satu babak kecil dalam kalender politik lokal. Namun bagi perempuan Sumedang, ini adalah lembaran baru. Sebuah kesempatan untuk bersuara, berkarya, dan berkontribusi lebih luas melalui gerakan yang menyatukan nilai religius dan aksi sosial.
Bunda Bilqis, dengan segala kelembutan dan keteguhannya, kini memimpin tidak hanya sebuah organisasi, tapi juga sebuah harapan.
Harapan agar suara perempuan tak hanya terdengar di majelis, tapi juga bergaung di ruang-ruang pengambilan keputusan. Harapan agar Al-Hidayah tak hanya menjadi nama, tapi menjadi cahaya yang menuntun perempuan menuju kehidupan yang lebih sejahtera, mandiri, dan bermartabat. Dan perjalanan itu, baru saja dimulai.
( Edy ms )
Red