Sumedang, AMC.id — Kejadian yang menimpa beberapa penggarap tanah KLHK dan PUPR yang di caplok oleh oknum Perhutani, dengan dalih lahan tersebut milik Perhutani , kemudian diberikan ganti rugi sebesar 8 juta dari salah satu penggarap dengan luas sekitar setengah hektar. Keterangan tersebut langsung dari salah satu penggarap, kepada awak media kamis kemarin 2 Januari 2025.
Keterangan ini sebagai bukti carut marutnya pengelolaan lahan KLHK yang berada di wilayah Bendungan Sadawarna, yang berada di wilayah dua kabupaten, yaitu Sumedang dan Subang, tepatnya di Kecamatan Surian Kabupaten Sumedang.

Salah satu contoh lokasi di blok BTN Pangangonan,milik mak X, yang saat dikonfirmasi sampai nangis,” saya kan orang miskin, sementara orang yang bersebelahan dengan punya saya tidak diganggu,” ucapnya sambil nangis.

Sementara untuk mempertanyakan sejauh mana pihak KLHK termasuk pihak BBWS Citarum selaku pengelola bendungan tersebut, bagaimana langkah selanjutnya, ? Tunggu di edisi selanjutnya awak media akan kupas habis dengan beberapa permasalan yang ada di sekitaran bendung Sadawarna.
Selanjutnya Jumat 3 Januari 2025, awak media mencari kebenaran hal itu, menyuri desa tanjung kecamatan Surian untuk mencari fakta yang akurat.
(Edy ms)
Red